Selamat datang di blognya orang-orang yang selalu belajar Semoga blog ini dapat menjadi media pembelajaran dan komunikasi khususnya kader-kader IPNU-IPPNU Kab Cilacap

Galery PC IPNU IPPNU Cilacap

Senin, 25 April 2011

Ke IPNU IPPNU an

Ke IPNU IPPNUan

SEJARAH  IPNU

A.    LATAR BELAKANG
Beberapa hal yang melatar belakangi mengapa IPNU didirikan adalah:
1.      Belum adanya wadah resmi bagi para pelajar dan santri NU, sehingga banyak pelajar NU yang bergabung dengan organisasi yang bukan milik NU. Seperti PII (Pelajar Islam Indonesia)
2.      Bangkitnya kesadaran dan tanggung jawab moral untuk mempersiapkan kader NU yang tangguh dimasa yang akan datang.

Organisasi pelajar dan santri NU sebelumnya adalah :
a. Tsamrotul Mustafidin (1936)
b. PERSANO (Persatuan Santri Nahdlatul Oelama)
c. PERPENO (Persatuan Pelajar NO di Kediri ;1953)
d. IPINO (Ikatan Pelajar Islam NO)
e. IPENO (Ikatan Pelajarn NO di Medan ; 1954) 

IPNU lahir di Semarang pada Tanggal 24 Februari 1954 M / 20 Jumadil Akhir 1373 H.
Para pendirinya adalah :
a.       Tolhah Mansur (Fakultas Hukum UGM) asal Jawa Timur.
b.      Fadlan AGN (FISIPOL UGM) asal Jawa Timur.
c.       Musyahal asal Yogyakarta.
d.      Sofyan Khalil asal Yogyakarta.
e.       Abdul Ghoni Farid asal Semarang.

Pada tahun 1988 Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama berubah namanya menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama menjadi Ikatan Putri-putri Nahdlatul Ulama karena gejolak politik orde baru yang melarang adanya organisasi apapun di sekolah selain OSIS. Peristiwa perubahan nama tersebut dikenal dengan nama DEKLARASI JOMBANG.
Pada tahun 2003 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya nama Ikatan Putra Nahdlatul Ulama kembali menjadi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, begitu juga Ikatan Puteri-Puteri Nahdlatul Ulama menjadi Ikatan Puteri Nahdlatul Ulama. Yang bertepatan dengan Kongres IPNU Ke XIV dan Ke XIII IPPNU. Keterbukaan era reformasi menjadi kekuatan besar kembalinya nama IPNU-IPPNU tersebut.

Ø  Tingkatan struktur organisasi:
a.       Pimpinan Pusat (PP) untuk tingkat Nasional.
b.      Pimpinan Wilayah (PW) untuk tingkat Provinsi.
c.       Pimpinan Cabang (PC) untuk tingkat Kabupaten.
d.      Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) untuk perwakilan diluar Negeri.
e.       Pimpinan Anak Cabang (PAC) untuk tingkatan Kecamatan.
f.       Pimpinan Ranting (PR) untuk tingkat Desa/Kelurahan.
g.      Pimpinan Komisariat (PK) untuk tingkat Sekolah/Pondok Pesantren.

VISI :  Terbentuknya pelajar-pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, Berilmu, Berakhlak mulia, Berwawasan kebangsaan, Memiliki kesadaran dan tanggungjawab atas tegak dan terlaksananya syariat Islam menurut Faham Ahlussunah Wal Jama’ah, Pancasila dan UUD 1945.

MISI :
1. menghimpun dan membina pelajar-pelajar NU dalam wadah organisai.
2. mempersiapkan kader-kader intelektual  sebagai penerus perjuangan bangsa.
3. mengusahakan tercapainya tujuan organisasi sesuai dengan perkembangan masyarakat guna terwujudnya ghoeru ummah.

Ø  Bentuk                  : Badan Otonom NU
Ø  Kenggotaan           : Anggota IPNU adalah setiap pelajar islam atau remaja usia 13 – 29 tahun
yang menyatakan keinginannya dan sanggup mentaati peraturan dasar dan   peraturan rumah tangga (PD/PRT) IPNU.
Ø  Struktur dan permusyawaratan
1.      Pimpinan Pusat (PP) tingkat Nasional
-          Kongres
-          Kongres Luar Biasa
-          Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)
-          Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS)
2.      Pimpinan Wilayah (PW) tingkat Provinsi
-          Konferensi Wilayah (KONFERWIL)
-          Konferensi Wilayah Luar Biasa (KONFERWIL LUB)
-          Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL)
-          Rapat Pimpinan Wilayah (RAPIMWIL)
3.      Pimpinan Cabang (PC) tingkat Kabupaten
-          Konferensi Cabang (KONFERCAB)
-          Konferensi Cabang Luar Biasa (KONFERCAB LUB)
-          Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB)
-          Rapat Pimpinan Cabang (RAPIMCAB)
4.      Pimpinan Anak Cabang (PAC) tingkat Kecamatan
-          Konferensi Anak Cabang (KONFERANCAB)
-          Rapat Kerja Anak Cabang (RAKERANCAB)
-          Rapat Pimpinan Anak Cabang (RAPIMANCAB)
5.      Pimpinan Ranting (PR) tingkat Desa/Kelurahan setingkat dengan Pimpinan Komisariat (PK) tingkat Sekolah atau Pondok Pesantren.
-          Rapat Anggota
-          Rapat Anggota Luar Biasa
-          Rapat Kerja Anggota

B Lambang IPNU



a.      Lambang IPNU
Lambang IPNU berbentuk bulat. Warna dasar hijau, berlingkar kuning di tepinya, dengan diapit dua lingkaran putih. Di bagian atas tercantum akronim “IPNU” dengan tiga titik di antara hurufnya dan diapit tiga garis lurus pendek berwarna putih dan salah satunya lebih panjang pada bagian kanan dan kirinya. Di bawah akronim IPNU terdapat bintang sembilan berwarna kuning, lima terletak sejajar yang satu di antaranya lebih besar terletak di tengah, dan empat bintang lainnya mengapit membentuk sudut segi tiga. Di antara bintang yang mengapit terdapat dua kitab dan dua bulu angsa bersilang berwarna putih.

Arti lambang :
  1. Warna dasar hijau ; Kesuburan,   kebesaran
  2. Warna putih ; Kesucian
  3. Warna kuning ; Hikmah yang tinggi
  4. Bentuk bulat ; Kontinyu dan dinamis
  5. Tiga titik di antara kata “IPNU” ; Iman, Islam, Ihsan
  6. Enam garis mengapit kata “IPNU” ; Rukun iman
  7. Sembilan bintang ; Lambang keluarga NU / Wali Sanga
  8. Satu bintang besar ; melambangkan Nabi Muhammad SAW
  9. Empat bintang kanan dan kiri ; Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib)
  10. Empat bintang di bawahnya ; Madzhab empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali)
  11. Dua kitab ; Al Qur’an dan Hadits
  12. Dua bulu angsa barsilang ; Sintesa antara ilmu agama dan ilmu umum

SEJARAH KELAHIRAN IPPNU

a.             Beberapa hal yang melatarbelakangi mengapa IPPNU didirikan saat itu adalah :
1              Karena tidak tertampungnya kalangan pelajar dan santri putri dalam IPNU
2              Masih kuatnya pandangan dari kalangan NU khususnya kaum tua yang menghendaki pemisahan antara putra-putri, sehingga IPNU hanya beranggotakan putra saja.

b.            Kelahiran IPPNU
Semenjak IPNU berdiri, terjadi kecemburuan dikalangan aktifis santri dan pelajar putri NU tentang kebutuhan wadah sebagai tempat berhimpun dan berjuang. Menyikapi hal ini, kemudian dibentuklah forum diskusi di asrama Putri Madrasah Muslimat asuhan Nyai Masyhud, menjelang Konferensi Panca Daerah IPNU di Solo tahun 1954. Kalangan aktifis putri ini mengusulkan penggabungan santri dan pelajar putri kedalam IPNU. Namun usulan ini ditolak dan hanya dipertimbangkan sebagai Departemen IPNU Putri. Tetapi para putri NU ini, tetap bertekad untuk mewadahi pelajar dan santri putri. Akhirnya dalam pembicaraan di rumah H. Nahrowi bersamaan dengan kongres I IPNU di Malang, usulan ini mendapat dukungan dari Nyai Mahmudah Mawardi (Ketua Muslimat NU) dan KH Sukri Ghozali. Pada tanggal           02 Maret 1955 secara resmi berdirilah organisasi putri NU yang sejajar dengan IPNU, yaitu Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).
Para tokoh yang terlibat dalam pembicaraan menjelang didirikannya IPPNU adalah Rekanita Umroh Mahfudhoh, Latifah Mawardi, Atiqoh Murtadlo, dan Samsiyah serta sahabati Nihayah dari pengurus fatayat NU. Rekanita Umroh Mahfudhoh ditetapkan sebagai Ketua Umum IPPNU, dan selanjutnya dikenal sebagai pendiri IPPNU.

Beberapa rekanita yang pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat IPPNU adalah :
1              Umroh Mahfudhoh (1955-1956) Gersik Jawa Timur
2              Basyiroh Soimuri (1956-1968 dan 1958-1960) Solo Jawa tengah
3              Mahmudah Nachrowi ( 1960-1963) Malang Jawa Timur.
4              Farida Mawardi ( 1963-1966), Surakarta Jawa Tengah.
5              Machsanah Asnawi (1966-1970), rembang Jawa Tengah
6              Ratu Ida Mawaddah ( 1970-1976), Serang Banten Jawa Barat.
7              Misnar Ma’ruf (1976-1981), Padang Sumatera Barat.
8              Titin asiyah ( 1981-1988) Jakarta.
9              Ulfah Mashfufah ( 1988-1991; 1991-1996), jawa Timur.
10          Safira Machsurah (1996-2000) Yogyakarta.
11          Ratu Dian hatifa ( 2000-2003), Banten Jawa Barat.
12          Siti Soraya Devi (2003-2006), Cirebon Jawa Barat.
13          Wafa Patria Ummah (2006- 2009) Jawa Timur.



Profil IPPNU

Nama                  :  Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul  Ulama (IPPNU)
Berdiri                :  Malang, 02 Maret 1955 M atau 08 Rajab 1374 H
Tokoh Pendiri    :  Umrah Mahfodhoh, Atikah Murtadlo, Latifah Mawardi
Visi                     :  Terbentuknya kesempurnaan kepribadian pelajar putri Indonesia yang bertaqwa kepada Alloh SWT, berilmu, berakhlak mulia, berwawasan kebangsaan, memiliki kesadaran dan tanggungjawab atas tegak dan terlaksananya syariat islam menurut faham Ahlusunnah wal Jama’ah, Pancasila dan UUD 1945.
Misi                    :  1.   Menghimpun dan membina pelajar-pelajar putri NU dalam wadah organisasi
2.      Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa
3.      Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi sesuai dengan perkembangan masyarakat guna terwujudnya Khaeru Ummah.
Bentuk               : Badan Otonom NU





B    Lambang IPPNU




a.      LAMBANG IPPNU
Lambang IPPNU berbentuk segi tiga sama kaki. Warna dasar hijau, garis tepi berwarna kuning diapit dua garis berwarna putih. Di dalamnya terdapat bintang sembilan berwarna kuning, satu diantaranya paling besar terlatak paling atas, empat bintang ke bawah di kanan dan kiri. Di bawah antara bintang, terdapat dua kitab dan dua bulu angsa bersilang berwarna putih. Di bawah bulu angsa terdapat kata “IPPNU” dengan lima titik di antara hurufnya dan diapit dua kuntum bunga melati.

Arti lambang :
1.      Warna dasar hijau ; Kesuburan, kebesaran
2.      Warna putih ; Suci
3.      Warna kuning ; Hikmah yang tinggi
4.      Bentuk segi tiga ; Istiqomah, kokoh dan Iman, Islam, Ihsan.
5.      Lima titik pada kata “IPPNU” ; Rukun islam.
6.      Dua kuncup bunga melati ; Perempuan dengan kebersihan pikiran dan kesucian hati.
7.      Dua garis putih mengapit garis kuning ; Dua kalimat syahadat.
8.      Bintang ; Ketinggian cita-cita.
9.      Sembilan bintang ; Lambang keluarga NU
10.  Satu bintang besar di tengah atas ; Nabi Muhammad SAW.
11.  Empat bintang kanan ; Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali)
12.  Empat bintang kiri ; Madzhab empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali)
13.  Dua Kitab ; Al Qur’an dan Hadits
14.  Dua bulu angsa bersilang ; Sintesa antara ilmu agama dan ilmu umum.

Jenjang Pengkaderan Formal IPNU – IPPNU

      Sebagai organisasi kader IPNU – IPPNU mempunyai jenjang pengkaderan yang harus diikuti oleh para anggota. Jenjang pengkaderan di IPNU – IPPNU terdiri dari :
1.      Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)
         MAKESTA adalah pelatihan untuk merekrut anggota IPNU dan IPPNU secara sah. MAKESTA dilaksanakan oleh PR atau PK atau gabungan beberapa PR atau PK, dan jika PR atau PK belum terbentuk atau belum mampu boleh diselenggarakan oleh PAC.

2.      Latihan Kader Muda (LAKMUD)
    LAKMUD adalah pelatihan yang menekankan pada pembentukan watak, motivasi pengembangan diri dan rasa memiliki organisasi dan keterampilan berorganisasi serta upaya pembentukan standar kader. LAKMUD diselenggarakan oleh PAC atau gabungan beberapa PAC atau jika PAC belum mampu boleh diselenggarakan oleh PC.

3.      Latihan Kader Utama (LAKUT)
         LAKUT adalah pelatihan yang membentuk idealisme kader sehingga mampu mengembangkan pengetahuan, sikap, dan skill organisasi secara optimal. LAKUT diselenggarakan oleh PC atau gabungan beberapa PC dengan berkoordinasi dengan PW, dan juga boleh dilaksanakan oleh PW.

Jenjang Pengkaderan Non Formal IPNU–IPPNU
1.      Latihan Pelatih I (LATPEL I)
         LATPEL I adalah pelatihan yang menitik beratkan pada pengembangan skill dan wawasan tentang tata cara dan proses melatih dalam rangka mempersiapkan tenaga pelatih di lingkungan orgnisasi berdasarkan kebutuhan kader dan kebutuhan organisasi.         LATPEL I diselenggarakan oleh PC atau gabungan beberapa PC dengan berkoordinasi dengan PW, dan juga boleh dilaksanakan oleh PW.
2.      Latihan Pelatih II (LATPEL II)
         LATPEL II adalah pelatihan yang menitik beratkan pada pengembangan skill dan wawasan tentang tata cara dan proses melatih dalam rangka mempersiapkan tenaga pelatih di lingkungan organisasi serta merancang dan mengembangkan system pelatihan berdasarkan kebutuhan kader dan kebutuhan organisasi. LATPEL II diselenggarakan oleh PC atau gabungan beberapa PC dengan berkoordinasi dengan PW, dan juga boleh dilaksanakan oleh PW.

PAKAIAN RESMI IPNU

                                                                      

                  






                                       Warna bahan : abu-abu kebiruan 
                  : Logo IPNU
: Sebelah kiri (Tingkat kepengurusan)
: Sebelah kanan (Nama)             
: Provinsi, Kabupaten, Kecamatan,  Dst.


 




PAKAIAN RESMI IPPNU
Warna bahan : Abu-abu kebiruan
   : Logo IPPNU
   : Sebelah kiri (Tingkat kepengurusan)
            : Sebelah kanan (Nama)                     
: Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, Dst.

Lembaga semi otonom IPNU-IPPNU, yang berfungsi sebagai barisan terdepan dalam mengawal semua aktifitas program kerja  IPNU-IPPNU dalam artian keamanan dan mempunyai program tersendiri, yaitu :


CORP BRIGADE PEMBANGUNAN (CBP)

CBP singkatan dari Corps Brigade Pembangunan. (CBP) merupakan lembaga yang dibentuk pada Kongres IV Ikatan Putra Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Pekalongan, Jawa Tengah pada tahun 1965. Lembaga ini pada tujuan awalnya merupakan sebagai wadah berhimpun pelajar dan remaja Nahdlatul Ulama untuk mengokohkan barisan dalam mengimbangi munculnya berbagai barisan-barisan yang mengibarkan panji-panji komunis pada saat itu.
Semangat euforia untuk mengganyang PKI dikalangan Pelajar NU kemudian melahirkan Fron Kepalang Merahan yang merupakan cikal bakal kelahiran CBP. Semangat partisipasi yang tinggi  juga melahirkan CBP wati yang bersama-sama dan bahu membahu dalam berpartisipasi serta mengabdi.
Lembaga CBP dalam sejarah keberperanannya turut mengalami kemunduran seiring dengan  hancurnya kekuatan komunis di Indonesia, dengan dipenuhinya kehendak rakyat yang tercermin dalam tritura oleh pemerintah pada saat itu.
Konggres XII IPNU di Garut, Jawa Barat, 10-14 Juli dalam salah satu rekomondasinya memberikan tugas kepada mandataris kongres untuk mengadakan persiapan yang berkenaan dengan akan diaktifkannya kembali lembaga CBP. Dan kemudian keberadaan lembaga ini dikukuhkan pada kongres IPNU XIII di Makasar Sulawesi Selatan, sekalilgus memberikan rekomondasi agar mengadakan pengembangan manajemen dan potensi organisasi agar lembaga ini dapat menjadi mitra masyarakat dan pemerintah dalam membangun bangsa.

KORP KEPANDUAN PUTRI (KKP)

            Korp kepanduan peteri (KKP) adalah suatu wadah perhimpunan kader-kader IPPNU dalam rangka mengembangkan kreatifitas diri dan sekaligus mengabdikan potensi yang dimiliki untuk memantapkan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan.
Tujuan dibentuknya KKP adalah : terbentuknya pelajar puteri bangsa yang bertaqwab kepada allah swt, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegaknya syariat islam berdasarkan faham ahlusunah wal jama’ah dalam kehidupan bermasyarakat indonesia yang berdasarkan pancasila.

B  Tahap Pendidikan Latihan CBP dan KKP
a.       pendidikan dan pelatihan pertama (DIKLATAMA)
b.      pendidikan dan pelatihan madya (DIKLATMAD)
c.       pendidikan dan pelatihan nasional (DIKLATNAS)

B  Tingkat Kepengurusan CBP dan KKP
a.       Dewan Koordinator Nasional (DKN-CBP/KKP) untuk Tingkat Pusat.
b.      Dewan Koordinator Wilayah (KDW-CBP/KKP) untuk Tingkat Provinsi.
c.       Dewan Koordinator Cabang (DKC-CBP/KKP) untuk Tingkat Kabupaten.
d.      Dewan Koordinator Anak Cabang (DKAC-CBP/KKP) untuk Tingkat Kecamatan.
e.       Regu Korp Kepanduan Puteri (Regu-CBP/KKP) untuk Tingkat Ranting, Komisariat dan Komisariat Perguruan Tinggi.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar